Rumusan masalah
1. Bagaimana Kehidupan rasul di Mekah
2. Kapan Islam Lahir
3. Bagaimana dakwah agama islaM
A. KEHIDUPAN RASUL
Muhammad lahir ketika Abrahah, raja Yaman dengan pasukan bergajah menyerbu ka’bah, sehingga tahun itu dinamakan tahun gajah. Ia adalah putra dari Abdullah ibn Abdul Mutholib yang telah meninggal ketika puteranya itu lahir .
Abdullah hidup bersama Aminah dalam waktu tiga hari di rumah Wahhab. Kemudian ia pergi ke Syiria untuk berdagang. Ketika dalam perjalanan pulang dari Syiria ia jatuh sakit dekat Madinah lalu wafat dengan meninggalkan lima ekor unta, sejumlah biri-biri dan seorang budak perempuan yang bernama Ummu Aiman.
Pada usia enam tahun, Muhammad diserahkan kembali kepada ibunya. Memang pada wakyu itu lah hidup bersama Aminah dalamRasulullah Saw umur enam tahun oleh ibunya dibawa keluar ke pamannya dari arah ibunya di Madinah, kemudian ibunya Aminah binti Wahab meninggal di desa Abwa, suatu tempat yang terletak antara Makkahdan Medinah dan dimakamkan disana pula. Ketika itu ibunya berusia tigapuluh tahun. Dua tahun sesudah itumeninggal pula kakeknya Abdul Muthalib yang mengasuhnya itu. Setelah Muhammad Saw berusia 8 tahun neneknya meninggal, kemudian beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, saudara ayahnya. Ketika Rasulullah Saw di tangan Abu Thalib, beliau sering dibawa bepergian oleh Abu Thalib ke negeri Syam, untuk berdagang. Sebelum sampai di negeri Syam di suatu tempat yaitu Bushra, bertemu dengan Rahib (pendetaNasrani); Buhairo. Ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah Saw dan menasehati untuk segera kembali ke Makkah, akrena kalau kaum Yahudi mengenalinya tentu akan mencelakakannya, Abu Thalib kemudian segera menyelesaikan dagangannya dan segera kembali ke Mekah.
Setelah usia Rasulullah Saw, menginjak empat belas tahun, terjadi “Perang Fijr” antara suku Quraisy dan suku Kinanah pada suatu pihak dan suku Qis Ilan di lain pihak. Peristiwa ini terjadi di “Nakhlah”, suatu tempat suci yang tidak boleh dicemari dengan peperangan dan pertumpahan darah. Rasulullah membantu pemannya dengan kaum Quraisy kalaulah tidak ada perdamaian. Setelah Abdul Muthalib wafat, kota Makkah mengalami kemudnuran, kehancuran terjadi diseluruh pelosok kota. Untuk menanggulangi hal tersebut para pemuka Bani Hasyim, Bani Muthalib, Bani As’ad bin Uzza, Bani Zuhroh bin Kilab dan Bani Tamim bin Murrah mengadakan musyawarah di rumah Abdullah bin Juda’an. Hasil musyawarah tersebut adalah suatu kesepakatan berupa sumpah yang ada dalam sejarah (fudhul), yang isinya adalah “Tidak seorangpun yang akan teraniaya di kota Makkah baik oleh penduduk Makkah sendiri ataupun oleh orang lain. Barang siapa teraniaya harus dibela bersama-sama”.
Setelah dewasa, Rasulullah Saw berusaha hidup mandiri untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena beliau dikenal sebagai pemuda yang rajin dan jujur maka seorang janda bernama Khadijah binti Khuwalid, seorang bangsawan dan pedagang kaya memberi kepercayaan untuk membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Perjalanan niaganya disertai oleh seorang pembantu Khadijah yaitu Maisaroh. Beliau dipilih sebagai komisioner, lantaran sifat-sifat Rasulullah Saw, kepercayaan, kejujuran dan sifat dan pembawaannya baik, akhlak yang terpuji maka, oleh kaumnya beliau dikenal sebagai “Al Amin” (orang yang terpercaya).
B. LAHIRNYA ISLAM
Di usianya yang ke 40 tahun, Rasulullah Saw suka menjauhkandirinya dari pergaulan masyarakat dan gemar beribadah; bertahanut’s di Gua Hira’ yang ada di lambung bukit Nur sebelah kiri jalan ke Arafah ± 15 meter dari kota Makkah. Oleh karena beliau sangat prihatin melihat tingkah laku kaumnya yang menyembah berhala, menyembelih hewan kurban unuk memuliakannya. Mereka hidup dalam kebodohan dan kemusyrikan. Mereka terpecah belah dan bermusuhan antar kelompok satu dengan yang lain. Ketika beliau sedang beribadah di Gua Hira’ tiba-tiba datang Malaikat Jibril a.sdengan membawa wahyu dari Allah SWT. Ia memeluk kemudian melepaskan beliau. Demikian sampai terulang tiga kali, setiap kali Jibril a.s berkata: “Bacalah!”, dan setiap kali pula beliau menjawab “Aku tidak bisa membaca”.Kemudian pada kali yang ketiga Jibril a.s berkata kepada Rasulullah yaitu Surat Al ‘Alaq ayat 1-5. Malaikat Jibril juga memberikan pelajaran: “Caramem berikan kepada manusia kejalan yang lurus” dan memberikan pula tuntunan kepada mereka untuk mengikuti agama yang benar dan lurus”,Sebagaimana yang terkandung dalam Surat Al ‘Alaq ayat 1-5.
C. DAKWAH DALAM ISLAM
1. Proses Dakwah
a) Proses dakwah secara diam-diam
Mula-mula Rasulullah SAW mengajarkan islam atau berdakwah di mekah secara diam-diam; sembunyi-sembunyi, dalam masa + 3 tahun. Mula-mula dakwah ditujukan kepada anggota keluarga maupun kerabat terdekat.
Seperti dalam Firman Allah SWT :Q.S.Asy-Syu’araa :214: Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmuyang terdekat”.
Setelah mendengar dakwah Rasulullah SAW, Abu Tholibmenyatakan tidak sanggup meninggalkan agama peninggalan nenekmoyang (penyembuhan terhadap berhala). Sejak peristiwa tersebut islam menjadai bahan perbincangan disegala penjuru. Beberapa orang ingin mengetahui apa sebenarnya agama islam itu. Sementara itu tokoh-tokoh quraisy seperti Abu Lahab (Abdul Uzza) , Abu Jahal dan Abu Soffyanselalu berusaha menghalangi masuknya agama islam yang
dibawa oleh beliau. Rasulullah SAW memulai dakwahnya kepada orang-orang yang diharapkan kepadanya kebaikan dari sanak kerabat terdekat. Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT sesuai apa yang didakwahkanya, antara lain :
1. Khadijah (istri nabi Muhammad SAW.
2. Putri-putrinya ; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah
3. Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib
4. Hamba sahayanya ; Zaid bin Haristsah, lalu dimerdekakan
5. Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah ( namanya sebelum masuk islam ) .
6. Ustman bin Affan
7. Zubaer
8. Thalhah
9. Umar bin Yasir
10. Bilal bin Robah
11. Al Arqam bin Abil – Arqam ; pemilik rumah dilorong dekat masya’ Aris-Shafa, yang digunakan sebagai tempat pendidikanperkuliahan ; madrasah pertama dalam sejarah islam.
Selama Rasulullah SAW berdakwah diMekah beliau hanya berperan sebagai rosul penyampai wahyu. Beliau menyeru orang perorang. Jalanya dakwah sangat lambat, dari jumlah sedikit
orang- orang mekah. Hanya beberapa orang saja yang berasal dari kelompok elit yang
memeluk agam islam (the ruling class).
b) Proses Dakwah terang-terang dalam masa dalam masa + 7 tahun.
Seperti dalam Firman Allah : Q.S Al-Hijr : 94 Yang artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang pluralistik, dari golongan bangsawan sampai golongan budak serta pendatang kota Mekah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini beliau mengamhil bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Rasulullah SAW. Menyampaikan dakwah dibukit Shofa selama dua kali, namun orangorang banyak yang mendustakanya. Sebagian ada yang menerima dan sebagian ada yang menolaknya dengan kasar. Rasulullah SAW bersabda : “Selamatkan diri kalian dari bahaya api neraka, sesungguhnya saya memberi peringatan kepada kalian dari siksa yang pedih.” Dan Abu-Lahab menjawab : “Binasalah hai Muhammad ! Adakah engkau mengumpulkan kami hanya untuk ini saja ? Sehubungan dengan hinaan Abu Lahap ini, maka turunlah surat Al Lahab.
Sikap Rasulullah Saw, dalam dakwah Islam, meliputi;
a. pertama, tidak terdapat sikap pribadi yang menuju sifat yang berlebih-lebihan
dan memuji unuk kepentingan pribadinya dan gaya bicaranya simpatik (dapat diterima),
b. kedua, dan tidak terdapat sikap pribadi sifat kemewah-mewahan menyebabkan orang terkejut dan mencegah akan manusia yang lemah.
Adapun yang disampaikan Rasullah Saw, dalam dakwahnya adalah ajaran islam, antara lain:
a) Mengajak manusia hanya menyembah Allah SWT dan meninggalkan kepercayaan menyembah berhala;
b) Mengajar tetang adanya hari kaimat; hari pertanggung jawaban semua manusia atas semua perbuatannya;
c) Mengajarkan akhlaq yang terpuji serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela;
d) Mengajarkan persamaan derajat diantara manusia, karena pada umumnya derajat manusia di mata Allah SWT itu sama pembedanya adalah iman dan taqwa.
c) Hambatan- hambatan Dakwah
Dakwah Nabi tidaklah berjalan dengan baik, bahkan dari kalangan keluarganya sendiri menuai pertentangan, dia dianggap telah merusak kepercayaan yang ada. Dalam Muhammad at Mecca , fanatisme kaum quraisy untuk tetap mempertahankan kepercayaan lama berkaitan erat dengan kehidupan ekonomi. Ka’bah sebagai tempat berhala yang mereka sembah, banyak diziarahi orang-orang Arab dari segala penjuru, sehingga dapat meningkatkan dunia perdagangan kaum quraisy mekah. Kalau pada mulanya hubungan darah merupakan dasar solidaritas sosial, setelah berkembangnya dunia perdagangan, kepentingan ekonomi dan materil sedikit demi sedikit menyaingi hubungan darah.
Seperti sejarah tertulis yang menjelaskan kondisi Mekkah sejak awal merupakan tempat perdagangan yang sangat pesat dengan ciri umum penduduk Mekkah dan kebiasaannya berdagang ke luar Mekkah. Ini semua menjadi bekal bagi kita untuk memahami konteks sosio-religius pada dakwah islam fase Mekkah.
Mengingat pentingnya sebuah suku dalam komunitas Mekkah, maka Nabi diperintahkan untuk mula-mula menyebarkan Islam di kalangan kerabatnya seperti besarnya pengaruh suku Quraisy di kalangan penduduk Mekkah yang karenanya bisa dibayangkan betapa terpukulnya Muhammad SAW ketika ia mengumpulkan keluarganya dalam suatu jamuan santai dan mengajak mereka ke jalan Allah, namun ternyata keluarganya menolak dan hanya Ali bin Abi Thalib yang berani dan mau menjadi pembantunya. Puluhan orang yang hadir mentertawakan Muhammad dan Ali. Tidak seorangpun menyadari bahwa beberapa di antara para undangan ini akan ditebas oleh Ali di medan Badr, empat belas tahun kemudian, sebagai bukti kesungguhan Ali.
Ketika Islam hadir di Mekkah dapatlah kita baca dalam beberapa literatur bahwa pada fase Mekkah bercirikan ajaran Tauhid. Tetapi sesungguhnya bukan hanya persoalan teologis semata, juga seruan Islam akan keadilan sosial, perhatian pada nasib anak yatim, fakir miskin dan pembebasan budak serta ajaran Islam akan persamaan derajat manusia, yang menimbulkan penolakan keras penduduk Mekkah pada Muhammad. Bagi mereka, agama ini tidak hanya “merusak” ideologi dan teologi mereka, tetapi juga “merombak” kehidupan sosial mereka.
Dapatlah diambil kesimpulan secara tentatif bahwa masyarakat Islam pada kurun Mekkah belum lagi tercipta sebagai sebuah komunitas yang mandiri dan bebas dari urusan Bani. Negara Islam juga belum terbentuk pada dakwah islam fase Mekkah. Ajaran Islam pada fase Mekkah bercirikan tauhid dan dalam titik tertentu terjadi radikalisasi makna dalam pandangan Arab jahiliyyah yang berimplikasi mengguncang tataran sosio-religius penduduk Mekkah.
d) Peristiwa-peristiwa Dakwah Islam di Mekkah
1. Hijrah ke Abbesina
Abbesina adalah wilayah terpencil yang dijadikan ruang dakwah Islam sementara oleh Rasulullah Saw. Di Abbesinia terdapat perbedaan agama yang jelas, karena sebelum masuknya agama Islam sudah terdapat agama Masehi dan agama Yahudi yang dianut oleh suku-suku bangsa.
Oleh karena tidak tahan lagi tinggal di Makkah dengan tidakan kaum Quraisy semakin kejam, maka Rasulullah Saw, mengintruksikan kepada para pengikutnya supaya pindah untuk mengungsi di daerah Abessinia, (Habsy); suatu kerajaan Kristen du Afrika, pada tahun ke lima Bi’tsah (masa diutusnya menjadi nabi). Rasulullah Saw, mengetahui bahwa Raja Negus (Abessinia), suka menerima pengungsi, luas fahamnya dalam agama, maka 12 orang pria dan 5 orang wanita hijrah ek sana, sementara Rasulullah tetap berada di Mekkah. Diantara sahabat Usman bin Affan dan istrinya Ruqayyah binti Rasulullah. Selama 3 bulan hijrah mereka kembali ke Makkah, karena merasa sengsara dan tidak betah disamping bilangan mereka jumlahnya sedikit.
Kesabaran dan ketabahan hati Rasulullah Saw, dan para pengikutnya telah membuahkan hasil. Pada tahun ke V ini dua orang besar Quraisy yang kekuatan pengaruhnya dan keperwiraannya Masyhur di lingkungan kaum Quraisy dan dilingkungan Qabilah-Qabilah bangsa Arab, keduanya masuk Islam. Pertama sahabat Hamzah bin Abdul Muthalib kemudian menyusul sahabat Umar bin Khatab.
2. Pada tahun ke VII Bi’tsah terjadi pemblokiran kepada Rasulullah Saw beserta pengikutnya, yang menjadi suatu problem yang serius. Untuk itu mereka sepakat musyawarah dengan hasil putusan membuat “Piagam Perjanjian pemblokiran”, kepada orang Islam maupun orang kafir serta Bani Hasyim agar Islam tidak berkembang. Piagam tersebut diletakkan di tempat yang teraman (di dalam Ka’bah dan digantungkan). Dan sebagai biang keladi pemblokiran adalah Hasyim bin ‘Amrin bin Al Harits Al ‘Amiri. Pada tahun ke VII bi’tsah, untuk kedua kalinya Rasulullah besertapengikutnya hijrah ke Abesinia (kembali megungsi) dengan diikuti oleh 83 orang pria dan 19 orang wanita yang dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.
Setelah kaum Quraisy mengetahui kepindahan orang-orang Islam ke Abessina, maka mereka mengutus dua orang yaitu: “Amrun bin Al Ash” dan Imran bin Al Walid”. Keduanya mengajukan tuntutan kepada Raja Negus untuk mengembalikan Rasulullah Saw, dan pengikutnya ke Makkah. Namun tuntutan mereka ditolak oleh Negus karena dia sudah mendapat keterangan yang jelas tentang fakta Agama Islam dari ketua rombongan pengungsi di daerahnya yaitu Ja’far bin Abi Thalib.
3. ISRA’ MI’RAJ
Rasulullah Saw melakukan Isra’ dan Mi’raj pada tanggal 27 Rajab tahun ke XI dari kenabian (621 M). Isra’ ialah perjalanan Rasulullah Saw diwaktu malam hari dari masjidil haram di Mekah ke masjidil Aqsha di Palestina. Setibanya beliau di masjidil Aqsha bertemu dengan Nabi-nabi dan Rosul-rosul pendahulunya. Disana mereka menyambut kedatangan beliau sebagai Nabi terakhir.
Mi’raj ialah Rasulullah Saw, naik kealam atas tingkat IX (Mustawa), ditingkat ke VIII, dibawahnya (Muntaha), diatasnya tingkat X (Arasy,Luasnya tujuh lapis langit dan bumi).
DAFTAR PUSTAKA
G. Telaah Pustaka
Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam latar belakang masalah,
penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang Dakwah Rasulullah SAW
Menurut History Islam, serta perjalanan dakwah Islam di Mekah dan Madinah
oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Sebelum penulis kemukakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
ini ada beberapa buku yang pernah membahas tentang dakwah Islam
Rasulullah SAW.
1. Jeram-Jeram Peradaban Muslim, tulisan Prof. Dr. Nourrouzzaman
Shiddiqi, MA. Diterbitkan oleh Pustaka Pelajar Yogyakarta. Buku ini
menjelaskan Islam dan sejarah, era perjuangan Rasulullah salam dakwah
Islam, serta letak kunci sukses perjuangan dan kepemimpinan Rasulullah
SAW.
2. Humanisme dalam Islam, terjemahan Prof. Dr. H.M. Rasjidi. Dengan
judul asli “L Humanisme de L Islam", tulisan Prof. Dr. Marcel A. Boisard
diterbitkan oleh Bulan Bintang Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang
keadaan masyarakat Islam yang memuat berbagai sejarah kebangkitan
Islam dan jalan menuju Islam. Di dalam buku ini juga membahas
kehidupan dan perjalanan dakwah Islam oleh Rasulullah SAW.
3. Islam dan Tata Negara, tulisan H. Munawir Sjadzali, MA. Buku ini
menjelaskan tentang kandungan Al-Qur'an, kehidupan Rasulullah SAW
dalam berdakwah di Mekah dan di Madinah serta pemikiran dan sistem
politik negara-negara Islam. Diterbitkan oleh PT. Rineka Cipta, Jakarta.
30
4. Planing dan Organisasi Dakwah Rasulullah, tulisam amali. Diterbitkan
oleh PT. Alma’arif Bandung. Buku ini menjelaskan tentang keadaan
negeri dalam garis besar sebelum Islam. Riwayat hidup Rasulullah SAW
serta membahas struktur organisasi dakwah Islam.
5. Sejarah Al-Qur'an, terjemahan dari buku Halimuddin, S.H tulisan Ibrahim
Al-Abyadi dengan judul tarikh Al-Qur'an. Buku ini menjelaskan sejarah
kehidupan Rasulullah SAW yang meliputi suka dukanya dalam berdakwah
menurut ayat-ayat Al-Qur'an. Di dalam buku ini juga membahas
kepemimpinan umat dan citra diri umat Islam. Diterbitkan oleh pustaka
pelajar Yogyakarta.
H. Metode Penelitian
Penelitian skripsi ini menggunakan metode atau jenis penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar